SOLID KUAT MILITAN BERSAMA PANCASILA
SOLID KUAT MILITAN BERSAMA PANCASILA
_________________________________________
1. Perkembangan arus globalisasi yang
begitu pesat dan dibarengi dengan perubahan gelombang demokrasi telah banyak
berpengaruh pada eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kondisi
ini perlu dicermati bila dihadapkan pada kondisi bangsa dan negara Indonesia
yang lahir dari perjalanan sejarah yang panjang dan merupakan hasil perjuangan
para Pahlawan yang pantang menyerah secara ikhlas rela mengorbankan jiwa dan
raga bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berbagai
kemajemukan bangsa Indonesia yang ditandai dengan keanekaragaman agama dan
budaya, tentu saja mempunyai kecenderungan yang kuat terhadap identitas diri
masing-masing sehingga berpotensi munculnya berbagai konflik. Oleh karena itu
untuk mewujudkan kerukunan dan kebersamaan yang sejati, maka harus tercipta
satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok sosial.
2. Pengalaman perjuangan kemerdekaan
Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 menunjukkan
akumulasi dari semangat patriotik tinggi dari pendahulu kita melawan penjajah
di bumi pertiwi ini dengan satu-satunya jati diri bangsa yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sistem nilai yang digali
dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah ada jauh
sebelum Indonesia merdeka. Bahkan pada masa kerajaan telah berkembang
nilai-nilai dasar yang merupakan karakter masyarakat. Bukti bahwa nilai-nilai
tersebut berkembang adalah adanya tulisan dalam kitab Sutasoma karangan Mpu
Prapanca pada jaman kerajaan Majapahit. Bukti lain adalah adanya prasasti dan
candi-candi yang dipercaya sebagai bukti tumbuh berkembangnya kepercayaan
terhadap Tuhan, budaya musyawarah dan gotong royong juga terlihat dalam setiap
relief candi. Nilai-nilai itu kemudian digali dan dirumuskan menjadi suatu
tatanan norma dan nilai yang kita sebut dengan Pancasila. Perumusan Pancasila
sendiri mempunyai sejarah yang cukup panjang sampai pada akhirnya dijadikan
sebagai akta pendirian Negara Indonesia dengan sebutan staat fundamental norm.
3. UUD 1945 yang kemudian menjadi sumber
tertib hukum di Indonesia. Dalam struktur hukum di Indonesia, UUD 1945 menjadi
hukum tertulis yang tertinggi. Fungsi Pancasila dalam tata hukum di Indonesia
adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Nilai-nilai Pancasila harus
menjiwai dalam setiap peraturan perundangundangan yang ada di Indonesia. Dengan
kata lain peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai arti bahwa
Pancasila menjadi pedoman bagi setiap perilaku bangsa Indonesia. Perilaku
setiap warga Negara harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, sehingga bangsa
Indonesia mempunyai kepribadian dan jati diri sendiri yang membedakan dengan
bangsabangsa lain di dunia. Karakter bangsa Indonesia akan ditentukan oleh
implementasi fungsi Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa. Sedangkan Pancasila sebagai Ideologi
mempunyai arti bahwa nilai-nilai Pancasila menjadi sesuatu yang didambakan dan
dicita-citakan dalam bentuk kehidupan nyata. Suatu ideologi selain memuat
gambaran tentang kehidupan yang dicita-citakan juga mengandung langkah-langkah
untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan tersebut. Setiap ideologi mengandung
dimensi realitas, dimensi idealis, dan dimensi cara. Dimensi realita merupakan
pemahaman situasi masyarakat yang sedang dihadapi sebagai produk dari masa
lampau, dimensi idealis merupakan gambaran situasi baru atau kehidupan yang
dicita-citakan, sedangkan dimensi cara adalah langkah-langkah untuk mencapai
cita-cita. Dengan adanya tiga fungsi dasar pancasila tersebut, diharapkan
Pancasila mampu berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dalam
menjawab tantangan jaman.
4. Jika dilihat lagi dari berbagai aspek
masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, kita seharusnya kembali
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut, karena
Pancasila yang merupakan pondasi bangsa Indonesia untuk menghadapi bebagai
masalah khususnya di era global seperti saat ini, yang membuat rentan sekali
nilai-nilai Pancasila tersebut memudar dikarenakan perubahan jaman oleh adanya
globalisasi. Seharusnya Pancasila sanggup menjawab berbagai tantangan di era
globalisasi, karena dari implikasi dijadikannya Pancasila sebagai pandangan
hidup maka bangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan
sense of pride atas Pancasila. Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu
ideologi tetap eksis. Pertama adalah jumlah penganut atau pengikut. Semakin
banyak pengikut dari suatu ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin kuat.
Pancasila merupakan ideologi yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara
konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah
sepanjang masih ada pengikut yang memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa
besar pengikut tersebut mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari
kehidupannya. Semakin kuat kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi
ideologi tersebut. Sebaliknya, walaupun banyak pengikut, tetapi apabila
pengikut tersebut sudah tidak menjadikan ideologi sebagai bagian dari
kehidupannya, maka ideologi dikatakan lemah. Posisi Pancasila di era
globalisasi sangat rawan terhadap gangguan. Secara formal, Pancasila tetap
diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka. Namun di tataran
aplikatif, perilaku masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai. Secara
tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan
melupakan Pancasila.
5. Salah satu alasan pancasila masih tetap
eksis adalah karena Pancasila digali dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Ada atau
tidak adanya Pancasila, nilai-nilai tersebut memang sudah ada di masyarakat
sehingga tetap berlaku di masyarakat. Dengan demikian eksis dan tidaknya
Pancasila di era global sangat tergantung dari nilai-nilai masyarakat. Jika
nilai-nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka Pancasila juga akan
terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar
kemungkinan Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisasi mampu
menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang
baru, maka besar kemungkinan eksistensi Pancasila akan runtuh. Oleh karena itu,
perlu adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup,
dan ideologi sekaligus sebagai benteng diri dan filterisasi terhadap
nilai-nilai yang masuk sebagai dampak dari globalisasi.
6. Di
tengah arus globalisasi yang kuat, ancaman intoleransi dan perpecahan, ideologi
militan, serta ketidakadilan menjadikan tantangan dalam menanamkan nilai-nilai
luhur Pancasila kepada anak-anak. Tidak hanya sebagai hapalan sendiri,
seyogyanya setiap sila Pancasila harus mampu dihayati dan diamalkan oleh
anak-anak Indonesia sejak dini. Oleh, the hehehe that the used to the
begitated to the used to the value of the value of Pancasila in the life of
everyday, and than the children to mewujudkan anak Indonesia sebagai
generasi Pancasila. Selain memastikan hak-hak anak-anak terpenuhi, terutama di
masa pandemi, membekali mereka dengan nilai-nilai luhur Pancasila juga penting
untuk dilakukan. Dalam memahami pemahaman nilai-nilai Pancasila kepada
anak-anak kita, alangkah baik jika kita bisa memberi contoh konkret kepada
mereka. Untuk mempraktikkan pemahaman yang sudah anak-anak miliki, buka
kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk ikut serta dalam aksi-aksi nyata.
7. Untuk
menyertakan Sila Pertama, ditanamkan kepada anak-anak untuk menyertakan Tuhan
dalam setiap langkah. Untuk menyertakan Sila Kedua, ajaklah anak untuk
meningkatkan rasa persaudaraan, saling membantu, dan bergotong
royong. Untuk menyertakan Sila Ketiga, marilah pahami bahwa Bhinneka
Tunggal Ika bukan hanya slogan semata-mata, melainkan harus kita pegang erat,
agar kita tidak mudah dilakukan oleh orang yang ingin memecah belah. Untuk
menyertakan Sila Keempat, ajak anak untuk menjunjung tinggi demokrasi dan
hargai pendapat sekecil apapun karena semua mempunyai kesempatan yang
sama. Terkait Sila Kelima, ajak anak untuk ikut merangkul semua pihak
untuk bisa maju bersama-sama.
8. Pancasila
harus dihapalkan oleh anak-anak, harusnya juga mampu dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan contoh keteladanan. Penanaman nilai-nilai
Pancasila juga dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan kreatif, di
antaranya dengan membacakan dongeng rakyat, atau membuat permainan tebak lagu
nasional dan daerah. Terkait praktik nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan,
bahwa nilai gotong royong sangat perlu tanamkan dalam kehidupan sehari-harinya,
terutama dalam permainan sepak bola, agar semangat gotong royong yang ada di
dalam Pancasila dapat ditanamkan dalam karakter setiap individu.
9. Sila
ke-3 (tiga) Pancasila, yakni Persatuan Indonesia sangat tepat jika dipraktikkan
dalam permainan sepak bola. Dari sila tersebut, menanamkan pada diri
seseorang bahwa hidup harus bekerja sama dan bergotong royong. Gotong
royong adalah cerminan filosofi permainan sepak bola. Dalam permainan
sepak bola, setiap pemain harus saling membantu untuk memperlancar skema skema
dan bertahan agar mencapai kemenangan. Dalam sepak bola, kita semua harus
bermain secara sosial atau bersama-sama. Oleh nilai, nilai gotong royong
juga harus ditanamkan dalam karakter setiap individu di Indonesia agar bisa
menjadi bangsa yang maju.
10. Di
sekolah, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) saat ini sebagai pelajaran mata yang
kurang penting dibandingkan mata pelajaran lainnya. Situasi itu membuat
Pancasila menjadi semakin terpinggirkan di sekolah. Bahkan ada tenaga
pendidik yang terpapar ideologi militan selain Pancasila. Oleh karena itu,
kekhawatiran akan menciptakan bangsa saat yang belum paham Pancasila akan lebih
mudah dimasuki dengan ideologi-ideologi militan lainnya, maka perlu memasukan
dan mengenalkan Ideologi Pancasila sehingga generasi yang akan datang tidak
gagal paham tentang pemahaman terhadap Pancasila. Mengambil metode saat ini “A
person are also use very penting in the value of the value of Pancasila to the
children-children usners” (Penggunaan seseorang juga sangat penting dalam
nilai nilai pancasila bagi anak-anak pengguna), maka penanaman sejak dini
memang sangat dibutuhkan oleh suatu bangsa seperti Indonesia.
11. Di
era milenial, tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana menghadirkan
Pancasila di era yang sudah berubah ini. Tantangan pembumian nilai-nilai
Pancasila untuk anak-anak di antaranya penguasaan teknologi informasi yang
cepat oleh anak, substansi yang dihadirkan harus relevan dengan era kekinian,
globalisasi dan kosmopolitan, pemahaman terkait konstruksi berpikir anak, serta
metode pembinaan yang menarik dan mengasyikkan tetapi tepat sasaran. Jika tidak
dipondasi dengan kelima sila dari Pancasila, maka negara Indonesia akan
mengalami kerapuhan akibat gempuran dari luar berupa sikap dan perilaku
kelompok radikalisme agama dan kelompok fundamentalisme pasar.
12. Belajar
pada kasus Taliban di Afghanistan, Boko Haram di Nigeria, ISIS di Irak dan
Suriah, awalnya mereka hanyalah gerakan radikalisme Islam kecil dan tidak
diperhitungkan. Namun karena mayoritas masyarakat tidak peduli dan mengambil
sikap diam, maka mereka memperoleh amunisi untuk berkembang besar dan akhirnya
menaklukkan pemerintah berkuasa. Kesimpulannya bahwa ideologi radikal ada dalam semua agama dan
tidak hanya dalam agama Islam. Ideologi radikal ini sangat berbahaya karena
membawa ‘’virus’’ pemaksaan kehendak, kebencian, permusuhan dan intoleransi.
Komentar
Posting Komentar
maju terus
Semangat