PROPOSAL-1 PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SDN MULUSAN TAHUN 2018-2019
PROPOSAL
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
MENINGKATKAN
KETRAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SDN
MULUSAN TAHUN 2018-2019
Siti Maunah[1]
Abstrak
Kualitas pendidikan nasional khususnya di Sekolah
Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta, dalam kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata masih memprihatinkan dibandingkan negara-negara
Asia bahkan Asia Tenggara. Oleh karena itu perbaikan sistem pendidikan di
Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta, khususnya dalam kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca
nyaring melalui media pias-pias kata sangat diperlukan, agar kualitas pendidikan
meningkat Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
meningkatkan profesionalitas guru, khususnya Guru Kelas I di Sekolah Dasar
Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Peningkatan profesionalitas guru ditandai dengan peningkatan
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni kompetensi pedagogik yang
berkaitan dengan pengelolaan peserta didik, kompetensi sosial yang berkaitan
dengan kemampuan berkomunikasi, kompetensi personal yang berkaitan dengan
kemampuan guru untuk memiliki kepribadian yang arif, dan kompetensi profesional
yang berkaitan dengan kemampuan guru untuk menguasai pengetahuan dan
peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam
peningkatan kualitas pembelajaran adalah dengan melaksanakan penelitian
tindakan kelas berupa kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui
media pias-pias kata. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian
unutk memecahkan permasalahanpermasalahan pembelajaran. Dengan melakukan
penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui
kajian terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Kegiatan meningkatkan ketrampilan
membaca nyaring melalui media pias-pias kata memberikan manfaat bagi guru
terutama dalam mendorong agar proses pembelajaran yang dihadirkannya dapat
berjalan efektif dan efisien. Penelitian tindakan kelas bersifat siklis di mana dalam satu siklus terdiri
dari beberapa tahap yakni perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan
refleksi. Penelitian tindakan kelas satu di Sekolah Dasar Negeri Mulusan
Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta
melalui kegiatan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata,
dengan demikian merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru
untuk menjaga profesionalitas kinerjanya. Kegiatan ini memungkinkan guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas
pendidikan nasional
Kata kunci: kualitas pendidikan khususnya dalam kegiatan
ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata, profesionalitas,
kompetensi guru, penelitian tindakan kelas
A. Pendahuluan
Hasil survey yang telah dilakukan oleh The Political and Economic Risk Consultancy (2001),
menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat 12 dari 12 negara, tepat di
bawah Vietnam. Pada tahun 2004, UNDP juga telah mengeluarkan laporannya tentang
kondisi HDI (Human Development Indeks)
di Indonesia. Dalam laporan tersebut, HDI Indonesia berada pada urutan ke 111
dari 175 negara. Posisi ini masih jauh dari Negara-negara tetangga kita,
seperti Malaysia yang menempati urutan ke-59, Thailand yang menempati urutan ke
76 dan Philipina yang menempati urutan ke-83. Untuk kawasan Asia Tenggara,
Indonesia hanya menempati satu peringkat di atas Vietnam. Hal ini menunjukkan
betapa kualitas pendidikan nasional kita sangat memprihatinkan. Oleh karena itu
sistem pendidikan nasional perlu diperbaharui agar kualitas dapat ditingkatkan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan adalah dengan meningkatkan profesionalitas guru di Guru Kelas I di
Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta melalui kegiatan peningkatan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata, sangat dibutuhkan bagi siswa siswi kelas satu.
Perubahan kualitas pendidikan tergantung dari apa yang dipikirkan dan dilakukan
oleh guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk itu
kompetensi guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta sangat diperlukan
dalam meningkatkan profesionalitas guru agar dapat meningkatkan kualitas
pendidikan nasional. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 kemudian diberlakukan untuk
memenuhi tuntutan profesionalitas guru. Berdasarkan Undang-Undang tersebut guru
dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, kompetensi personal dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik berkaitan dengan
kemampuan guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya kegiatan
meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata, sangat
baik dalam rangka mengelola peserta didik, meningkatkan kompetensi sosial
berkaitan dengan kemampuan guru untuk menjadi bagian dari masyarakat. Guru di
Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta dituntut untuk
mampu berkomunikasi secara efektif baik pada peserta didik, sesama guru di Guru
Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan
Daerah Istimewa Yogyakarta, tenaga kependidikan, orang tua peserta
didik, maupun masyarakat. Kompetensi personal merupakan kemampuan guru di Guru
Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memiliki kepribadian yang mantap,
stabil arif, dan dewasa. Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk
memberikan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, sedangkan kompetensi
profesional berkaitan dengan kemampuan guru untuk menguasai pengetahuan dari
bidang studi yang diajarkan secara luas dan mendalam, serta kemampuan guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya.
Peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas khususnya
kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
Dengan penelitian tindakan kelas, pembelajaran yang dihadirkan oleh guru akan
menjadi lebih efektif. Penelitian
tindakan kelas juga merupakan suatu kebutuhan guru di Guru Kelas I di Sekolah
Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru karena:
1. Penelitian
tindakan kelas khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata sangat kondusif untuk membuat guru di Guru Kelas I
di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di
kelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang guru dan siswa
lakukan.
2. Penelitian tindakan
kelas ini dapat meningkatkan
kinerja guru sehingga
menjadi lebih profesional. Guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri
Mulusan Paliyan Daerah Istimewa
Yogyakarta tidak lagi sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap
apa yang dikerjakannya selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan
inovasi, namun guru bisa menempatkan dirinya sebagai peneliti di bidangnya
khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media
pias-pias kata.
3. Guru di
Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu pengkajian yang terdalam terhadap apa yang
terjadi di kelasnya khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata.
4. Penelitian
tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru di Guru Kelas I di
Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta karena guru tidak perlu meninggalkan kelasnya khususnya saat
memberikan kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media
pias-pias kata.
Pemerintah untuk tahun 2007 telah memprogramkan
peningkatan profesionalitas guru dengan menyediakan dana block grant yang salah satunya adalah untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas oleh guru.
B. Pengertian
Pengertian Pias-Pias
kata adalah tiap satu helai berisi satu kata. Media pias-pias kata dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan pengalaman kongkrit,
meningkatkan motivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap serta siswa
dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru di Guru Kelas I di Sekolah
Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata, guna memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan
mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang dapat dilakukan secara
individu maupun kolaboratif. PTK individual merupakan penelitian di mana
seorang guru melakukan penelitian di kelasnya maupun kelas guru lain. Sedangkan
PTK kolaboratif merupakan penelitian di mana beberapa guru di Guru Kelas I di Sekolah
Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta melakukan penelitian secara sinergis dikelasnya dan anggota
yang lain berkunjung ke kelas untuk mengamati kegiatan.
PTK mempunyai karaktaristik yang berbeda
dengan penelitian yang lain. PTK merupakan penelitian kualitatif meski data
yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif. Beberapa karakteristik PTK
diakses dari situs pakguruonline
diantaranya yaitu:
1. Bersifat
siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (perencanaan, pemberian tindakan,
pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian.
2. Bersifat
longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan,
bukan "sekali tembak" selesai pelaksanaannya.
3. Bersifat
partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka
mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digenaralisasi meskipun
mungkin diterapkan oleh orang lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
4. Bersifat
partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus pelaku perubahan
dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai
orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
5. Bersifat
emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang
orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut
pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
6. Bersifat
kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja
sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan
dan tercapainya tujuan penelitian.
7. Bersifat
kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam
pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap
masalah-masalah besar.
8. Menggunakan
konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu
dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya
tujuan penelitian.
9. Mengutamakan
adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan
kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu,
PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan yang rumit.
10. Bermaksud
mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi
harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
C. Manfaat PTK
Budaya meneliti yang tumbuh dari
dilaksanakannya PTK secara berkesinambungan
menjadikan kalangan guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan
Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta makin
professional dalam hal ini menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan berani
mengambil resiko dalam mencoba hal-hal yang baru untuk perbaikan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan, khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan
membaca nyaring melalui media pias-pias kata. Berdasarkan penelitian-penelitian
yang dilakukannya, guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan
Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat
membangun pengetahuan, dan tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang
dibangunnya dari pengalaman tersebut akan menjadi suatu teori tentang praktik.
Pengalaman melakukan PTK tidak menutup kemungkinan guru dapat menyusun kurikulum
sesuai dengan kebutuhan dari bawah (hal ini sangat sesuai dengan konsep KTSP).
Lebih jauh mengenai manfaat PTK dapat dilihat sebagai berikut:
1. Menghasilkan
laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan
mutu pembelajaran khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara
lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan
kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di
kalangan guru khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan
karir guru.
3. Mampu
mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran, khususnya kegiatan meningkatkan
ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
4. Mampu
meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal
ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa, khususnya
kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
5. Dapat
memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang
dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan khususnya
kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
6. Dapat
mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau
media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara
sungguh-sungguh, khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata.
D. Tujuan PTK
PTK yang
dilaksanakan oleh guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan
Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Memperbaiki
dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya
tujuan pembelajaran, khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca
nyaring melalui media pias-pias kata.
2. Memperbaiki
dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media
pias-pias kata.
3. Mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran
bermutu khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui
media pias-pias kata.
4. Meningkatkan
dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan
membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya khususnya
kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
5. Mengeksplorasi
dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya,
pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran khususnya kegiatan meningkatkan
ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
6. Mencobakan
gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru khususnya
kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata.
7. Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran
dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada
kesan umum atau asumsi khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring
melalui media pias-pias kata.
E. Pengembangan Desain
PTK
Langkah awal yang harus ditempuh oleh
peneliti dalam melakukan PTK adalah mengidentifikasi dan memformulasi masalah
khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias
kata. Masalah yang dapat diangkat dalam PTK adalah masalah yang mempunyai
nilai, yang bukan masalah sesaat dan memungkinkan diperolehnya model tindakan
yang efektif untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah merupakan kesenjangan
antara teori dan fakta yang dirasakan dalam proses pembelajaran, yang
memungkinkan untuk dicarikan alternatif pemecahannya melalui tindakan konkrit
yang dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik. Permasalahan yang dapat
diangkat dalam PTK meliputi:
1. Metode
mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan.
2. Strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif
pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar.
3. Prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam
penilaian kontinyu/otentik.
4. Penanaman atau
perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif
terhadap beberapa aspek kehidupan.
5. Pengembangan
profesional guru di Guru Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya
meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru,
menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri.
6. Pengelolaan
dan kontrol, pengenalan terhadap pada teknik modifikasi perilaku.
7. Administrasi,
menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah.
Langkah berikutnya adalah mengembangkan
desain PTK khususnya kegiatan meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui
media pias-pias kata. Model-model PTK yang dapat dikembangkan diantaranya model
Kurt Lewin, model Kemmis & McTaggart, model John Elliot dan masih banyak
lagi model yang merupakan pengembangan dari model-model tersebut. Dalam
kesempatan ini akan dibahas mengenai model Kurt Lewin dan Kemmis &
McTaggart.
1. Desain PTK
model Kurt Lewin
Model ini menjaadi acuan pokok dari model
PTK yang lain. Kurt Lewin inilah yang pertama memperkenalkan adanya penelitian
tindakan. Konsep PTK Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Hubungan keempat
komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Desain Kurt Lewin dapat
dilihat dalam gambar sebagai berikut:
acting reflecting
2. Desain PTK
model Kemmis & McTaggart
Model Kemmis & McTaggart merupakan
pengembangan dari model Kurt Lewin. Dalam Kemmis & McTaggart komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan) dijadikan satu
kesatuan. Hal ini didasari bahwa pada kenyataannya penerapan tindakan dan
pengamatan tidak dapat dipisahkan. Dua kegiatan ini merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Keempat komponen dalam model Kemmis &
McTaggart dipandang sebagai suatu siklus, dalam hal ini merupakan suatu putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan observasi dan refleksi.
Berdasarkan refleksi kemudian disusun rencana (perbaikan), tindakan dan
observasi serta refleksi, demikian seterusnya. Banyaknya siklus tergantung pada
permasalahan yang dipecahkan.
Pengembangan model PTK dapat dilakukan berdasarkan
permasalahan yang dihadapi peneliti di lapangan ataupun didasarkan pada
pemahaman dan kemampuan peneliti terhadap suatu model khususnya kegiatan
meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata. Hal-hal
yang harus dilaksanakan adalah:
1. Menemukan
ide awal yang menemukan gagasan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah.
Ide awal berupa upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasai masalah. Dengan
penerapan PTK sebenarnya peneliti mau berbuat apa.
2. Melakukan
prasurvey yaitu mengetahui secara detail kondisi kelas yang akan diteliti. Hal
ini tidak perlu dilakukan bagi guru yang akan meneliti kelas yang diajarnya,
karena dengan mengajar tentu ia sudah sangat memahami kondisi kelas tersebut.
Prasurvey dilakukan jika peneliti tidak mengajar pada Guru Kelas I di Sekolah
Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai obyek yang diteliti.
3. Mendiagnosis
bahwa ada dugaan sementara mengenai timbulnya permasalahan di Sekolah Dasar
Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Diagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak biasa mengajar kelas
yang akan diteliti. Hasil diagnosis akan menentukan perancangan strategi
pembelajaran, media materi dan lain-lain yang terkait dalam kegiatan belajar
mengajar.
4. Menentukan
perencanaan yang meliputi perencanaan berkaitan dengan rancangan keseluruhan
aspek dalam PTK dan rencana khusus yang barkaitan dengan rancangan siklus per
siklus. Hal-hal yang direncanakan kurang lebih sama dengan apabila guru di
Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah
Istimewa Yogyakarta menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar
5. Implementasi
tindakan yaitu realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan meliputi
strategi yang akan digunakan, materi yang akan disampaikan dan sebagainya.
6. Pengamatan
yaitu observasi dan monitoring yang dapat dilakukan sendiri oleh peneliti mapun
kolaborator. Monitoring merupakan bagian dari fungsi meneliti dalam PTK. Peran
monitoring adalah untuk mengenali dan mengevaluasi perkembangan yang terjadi
akibat tindakan yaitu mengenali apakah pelaksanaan tindakan sesuai dengan
rencana tindakan dan apakah telah terjadi peningkatan denganadanyan tindakan.
Teknik yang dilakukan dapat berupa pengamatan dengan pedoman, tes, catatan
lapangan, analisis dokumen, portofolio, angket, wawancara, perekaman, dan
sosiometri
7. Refleksi
yaitu upaya evaluasi yang dilakukan oleh kolaborator dan partisipan yang
terkait dengan PTK yang dilaksanakan. Berdasarkan refleksi kemudian dilakukan
perbaikan tindakan ( siklus berikutnya).
F. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
langkah nyata yang dilakukan oleh guru di Sekolah Dasar Negeri Mulusan
Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya, khususnya kegiatan
meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata. Hal ini
didasari pada permasalahan yang dihadapi oleh guru di Sekolah Dasar Negeri
Mulusan Paliyan Daerah Istimewa
Yogyakarta sangat beragam dalam kegiatan belajar mengajar. Permasalahan harus
diidentifikasi dan diformulasi untuk dicarikan upaya pemecahan dalam wadah
penelitian tindakan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
secara efektif.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimilliki dan dilakukan oleh guru di Sekolah Dasar
Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk menjaga profesionalitas kinerjanya, khususnya kegiatan
meningkatkan ketrampilan membaca nyaring melalui media pias-pias kata. Dengan
penelitian tindakan kelas dimungkinkan terjadinya peningkatan kualitas
pembelajaran yang pada gilirannya akan memperbaiki pula kualitas pendidikan
nasional. Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan oleh guru di Sekolah Dasar Negeri Mulusan Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat.2007. Kompetensi Guru dan Kepala Sekolah.artikel diakses dari www.akhmadsudrajat.wordpress.com
pada tanggal 17 November 2007
Angelina Sondakh.2007.Membangun
Profesionalisme Guru. artikel diakses dari www.angelinasondakh.com pada
tanggal 15 Mei 2007
Anonim. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. artikel diakses dari
www.geocities.com/pakguruonline pada tanggal 17 November 2007
Aswandi. 2006. Guru
Sebagai Peneliti. artikel diakses dari www.pontianakpost.com pada tanggal
17 November 2007
Departemen Pendidikan Nasional. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan
Pelatihan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rustam Mundilarto. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. diakses dari www.klinikpembelajaran.com pada tanggal 17 November 2007
Supriyadi. 2005. Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). diakses dari www.akhmadsudrajat.wordpress.com
pada tanggal 15 November 2007
Sarifudin. 2007. Perlunya
Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah. artikel. diakses dari www.msaifunsalakim.blogspot.com
pada tanggal 17 November 2007
Suwarsih Madya.2007.Penelitian
Tindakan Kelas. Materi online. diakses dari www.ktiguru.org pada tanggal 17
November 2007
Komentar
Posting Komentar
maju terus
Semangat